Minggu, 04 November 2012

Nostalgila

Belum lama ini aku ngalor-ngidul dengan seorang teman, kami bercerita tentang masa kecil. Aku merasa sangat bangga memiliki masa kecil yang sangat bahagia, meski hidup di pedesaan, dengan perekonomian keluarga yang terbatas.

Ini semakin menyadarkanku, di mana kekurangan, di situ kita bisa menggali kelebihan yang kita miliki. Di samping itu, pengalaman anak-anak desa dalam hal beradaptasi dengan 'lingkungan' juga jauh lebih baik.


Alam menjadi kawan. Kami berlomba-lomba mencari ikan di sungai, naik ke punggung sapi dan kerbau milik teman. Mencari belut di sawah, memancing lintah di kubangan yang kemudian dibalikkan isi badannya dengan sebilah lidi ataupun kayu. Bagaimana kami membuat rakit dari batang pisang yang disusun untuk bermain di sungai.

Memanjat pohon rambutan, mencari ulat dan kepompong di daun pisang, mencari kumbang di pohon kelapa yang sudah tumbang atau di tebang, juga di akar rumbia yang sudah ditebang.

Bermain aneka permainan tradisional, baik enggrang, engklak, congklak, cabur, petak umpet, dan jenis permainan olahraga yang dimainkan anak laki-laki, karena memang di masaku kebanyakan teman laki-laki. Sementara, teman yang cewek lebih banyak di rumah belajar memasak, tentu saja tidak berlaku untukku.

Dengan sepeda yang dibelikan kakaku, akupun bisa bermain dengan jarak sekian kilometer jauh dari rumah. Belajar tarian daerah pada mahasiswa yang sedang KKN di desa kami.Dan tak ketinggalan bermain layang-layang.

Aku juga pernah diajarin membuat sendiri mobil-mobilan dari kayu, bukan mobil instan yang dibeli di pasar seperti anak-anak zaman sekarang. Kami memenuhi keinginan kami dengan kreatifitas yang dimiliki. Kekurangan orang tua dalam membelikan  mainan anak-anaknya tidak menjadi alasan bagi kami untuk tidak memiliki mainan.I love my life.

Tidak ada komentar: