Selasa, 04 Februari 2014

Miracle in Cell No 7 Part 2

Sebelumnya baca di Sini:

Setelah melalui proses reka ulang kasus, kita dialihkan pada suasana lapas. Bangunan bercat abu-abu itu berdiri kokoh dengan dijaga ketat petugas sipir.

Pintu ruangan ketua sipir diketok anak buahnya, kemudian disuruh masuk. Saat masuk, anak buahnya menegur pimpinannya apakah tidak pulang lagi di hari libur (sebelumnya) setelah melihat bungkus mie instant dan botol soju. Ketua sipir juga mengenakan baju kaos putih dan masih sembari menyeka rambutnya dengan handuk kecil, sepertinya baru selesai mandi pagi atau olahraga. Si anak buah ingin membereskan bekas mie instan dan botol soju dari meja pimpinannya, tetapi dilarang.


Sambil lalu ketua sipir mempertanyakan apakah benar rumah merupakan tempat paling nyaman. Kemudian dia menanyakan apa tujuan anak buahnya ke ruangannya. Si anak buah menjawab bahwa tahanan baru telah sampai. Terdapat empat tahanan baru dalam sehari. Salah satu narapidana terjerat kasus S4 bernomer 5482, yaitu kasus penculikan, pembunuhan dan pemerkosaan anak di bawah umur.



Ketua sipir melihat ke empat tahanan yang baru, tentu yang menjadi perhatiannya tahanan yang terjerat kasus berlapis S4 bernomer 5482 yang tidak lain Le young Gus. Ketua sipir menyapa ke empat tahanan tersebut dan mengatakan bahwa mereka sampai ke tempat tersebut memiliki kehidupan yang keras. "Tetapi tetap saja kau sudah melakukan kejahatan dan..."  Di saat ketua sipir berbicara, Le Young Gus justeru melihat ke arah telpon yang ada di meja, ia teringat dengan putri kesayangannya Ye Sung, sehingga mengambil telpon untuk menelpon anaknya ke rumah. Namun sipir melarangnya. "Aku harus menelpon kerumah, Ye Sung menungguku," sebutnya ke sipir. "031-745-8700" ujar Young Gus lagi menyebutkan no telp rumahnya. Hal tersebut membuat ketua sipir geram, dan meminta sipir untuk melepaskan Le Young Gus.


Gagang telpon diambil oleh ketua sipir sembari, seperti memberikan ke Young Gus, sebelum mengambil gagang, Young Gus mengucapkan terima kasih, namun belum sampai gagang telpon ke tangannya, ketua sipir memukulkan gagang tersebut ke kepala young gus beberapa kali hingga dia mengaduh-aduh. Sejumlah sipir yang ada di ruangan tersebut meminta ketuanya untuk menghentikan.
***

Adegan beralih ke sel no 7. Saat itu si pemain piano di gereja sedang buang air besar (BAB) di toilet, Saman yang kita lihat di awal-awal film nyelonong masuk. Tentu saja pemain piano menyuruhnya pergi. Jawaban saman hanya tertawa beralasan masuk ke toilet untuk menyuci nampan yang dibawanya. Si pemain piano tidak percaya dan bertanya, "Untuk apa? sinting! Kau mencumbu ku semalam! Itu kau!" ujar pemain piano.

"Yang tadi malam bukan aku!" kilah si saman.

Debat mereka terhenti saat petugas sipir masuk ke sel. Melihat pertengkaran kedua tahanan tersebut, sipir mengatakan sangat menyedihkan. Ia pun menyuruh tahanan baru, yaitu Le Young Gus. Begitu pintu sel ditutup, Young Gus berbalik ke pintu. Tetapi dia tak punya pilihan lain selain kembali berbalik ke tahanan yang ada di ruangan tersebut. "jangan buat masalah, baik-baiklah dengan yang lain," pesan sipir.




Lee Young Gus mengitarkan pandangan ke seluruh ruangan, satu persatu diperlihatkan siapa saja penghuni ruangan tersebut. Pertama dilihat adalah Bong Shik berusia 38 tahun, seorang pencopet yang di awal film asisten saman.

Bong Shik menyapa sipir yang masih berada di depan sel. "Apa maksud mu pak? Pernah lihat kami merugikan orang lain?" ujar Bong Shik dengan senyum seakan meyakinkan sipir bahwa mereka tidak pernahy merugikan orang lain. "Cobalah bergaul." ujar Sipir kepadanya. Ya pak, sebut Bong Shik, kemudian sipir pergi.
Bong Shik (38), Pencopet

Chun Ho (38), Penipuan.

Man-Boem (36), Perzinahan

Leader (43), Penyeludup/Gengster

Kakek  Cun Ho (60), Penipuan.

Tahanan selanjutnya yang diperkenalan adalah Chun Ho berusia 38 tahun, yang tidak lain pemain piano di gereja, kasusnya penipuan. Chun Ho yang berkacamata melihat ke arah Young Gus. Bong Shik mengitari Young Gun seperti menilai dari penampilan penghuni baru tersebut.

Penghuni ketiga yang diperkenalkan adalah Man-Boem 36 tahun terlibat kasus perzinahan, dia sedang menjemur celana dalam di tali yang terpasang di ruangan sel tersebut. Penghuni ke empat yaitu Leader yang sedang melatih otot tangannya dengan botol air minum yang dibuat seolah barbel..hahahhaha. Ia berusia 43 tahun, seorang gengster atau penyeludup. Dia melihat tajam ke arah Young Gus. Penghuni ke lima Kakek Seo, berkacamata, berusia 60 tahun, terlibat kasus penipuan.

Leader yang masih melatih otot tangannya menyuruh Bong Shik 'bernyanyi', namun justeru yang menjawab ya adalah Young Gus, sehingga Leader terkejut dan 'barbel' di tangannya terlepas. Mungkin pikirnya ada penghuni baru yang berani melawan perintahnya, padahal dia selama ini pimpinan di sel...wakakakakakak.

Bong Shik menyuruh Young Gus untuk mengucapkan 'halo' dengan hormat ke Leader, yang diiyakan Young Gus dengan tampangnya yang oon. Hal tersebut tidak terlepas dari perhatian Leader. Young Gus pun mengucapkan salam dengan hormat ke Leader, tentu saja dengan bungkukan. Young Gus memperkenalkan diri dengan nama Le Young go (sorry,, terjemahannya berubah-ubah). Lahir pada tanggal 18 Januari 1961 di Icheon. C-section, ibu kesakitan karena kepalaku yang besar!

Cara perkenalan yang aneh membuat Leader bengong, tampangnya aneh banget waktu dengar Young Go menyebutkan tanggal kelahirannya disertai kesakitan ibu saat melahirkan,..wakakakkaka. Tidak hanya Leader, Bong Shik dan Chung Ho saling berpandangan karena kaget melihat tampang dan cara perkenalan Young Gus yang jelas tidak seperti orang normal, alias oon.

Meski tidak diminta, Young Gus bercerita ia pernah menangkap ikan di sungai. Ketika berusia lima tahun ibunya meninggal karena kecelakaan bus bernomer 375. Di pemakaman....
Belum selesai Young Gus bercerita, Leader menghentikannya dengan berkata "Cukup!".
Seolah tidak menghiraukan ucapan Leader, Young Gus melanjutkan bahwa saat pemakaman tersebut, ayahnya tidak hadir di sana. Hanya ada paman.

"Ada apa dengannya?" tanya Leader ke kakek seo yang sedang memasang pengeriting rambut ke kain pel di sampingnya. Kakek Seo yang juga tidak paham hanya melihat ke arah Young Gus dengan tatapan tak mengerti.

Lagi-lagi Young Gus tidak menghiraukan itu. Ia melanjutkan di pemakaman tersebut ada bibi. Saat Young Gus bersiap berbicara, Leader menegurnya dengan sebutan 'Hey! Apa yang sudah kau lakukan?", dijawab Young Gus bahwa dia tukang parkir di Happy-Happy Mart, memarkir mobil. Tentu saja bukan itu yang dimaksud Leader, melainkan kasusnya hingga sampai dipenjara.

Leader melihat ke arah Man Boem (Saman). Man Boem menjelaskan mungkin yang dimaksud tahanan baru tersebut adalah mobil ilegal. Man Boem maju ke tengah ruangan tempat Young Gus berdiri dan menunjukkan arah tempat Young Gus. Dia jugaa menyuruh Young Gus melepas sepatu dan pergi ke tempat yang dimaksud. Namun Young Gus justeru berbalik ke pintu sel, namun pundaknya ditahan Man Boem. "Ke sana, ayo!" ujarnya mendorong Young Gus ke sisi yang dimaksud.

Leader memerihtahkan untuk melihat berkas Young Gus, dan Man Boem pun mengambilnya dari pangkuan Young Gus. Berkas tersebut diserahkannya ke Leader yang masih duduk santai.
"Pernah lihat aku membaca?" ujar Leader sewot ke Man Boem. Leader menyuruh Chun Ho untuk membaca berkas tersebut. Cun Ho membacakan kasus Young Gus yaitu KUHP 287 penculikan di bawah umur.
Leader sewot mendengarnya. Ia berdiri sambil berkata "Bajingan busuk!" dan menghadiahi Young Gus dengan tamparan. "Bodoh kau!, teruskan" teriaknya kembali memukuli Young Gus.
"KUHP 305 pencabulan di bawah umur." sebut Cun Ho yang masih membacakan berkas Young Gus. Leader semakin geram dan kembali memukuli young gus disertai teriakan 'Bajingan'. Young Gus tak tahan dipukuli terus, iapun menghindar dan berlari ke sisi lain ruangan, melewati kakek Seo. "Tutupi dia!" seru Leader.


Man Boem dan Cun Ho mengambil kain selimut berwarna biru dan membungkuskannya ke Young Gus. Young Gus menjadi bulanan-bulanan ke lima tahanan.

"Bajingan sakit! Memperkosa anak-anak! Menculik anak di bawah umur! Aku yang memerintah di sini!" ujar Leader sembari menghantam Young Gus dengan sebelah kakinya. Tahanan lain juga turut serta. "Bajingan busuk!" ujar mereka silih berganti.

Puas memberi 'salam ke Young Gus, ke limanya duduk, dan Young Gus bersimpun dengan mengangkat tangan ke atas. Cun Ho melanjutkan membaca kasus Young Gus selanjutnya yaitu KUHP 298 Pelecehan seksual. Man Boem yang terbilat kasus berzinahan sangat geram dan memukul-mukul dinding sel.

"KUHP 301 Pemerkosaan dan pembunuhan! ck..ck.." ujar Cun Ho.
Leader merapikan lengan bajunya sembari berjalan dengan memaki. "Keputusan Sidang?" tanya Leader. "Hukuman Mati!". Leader yang bemaksud memukul Young Gus seolah tak punya tenaga dan terduduk di depan Young Gus. Sementara Young Gus yang masih dengan tampang oonnya dan luka-luka habis dipukuli hanya bengong melihat Leader berlutut di depanya.



"Dia merusak suasana di dalam sel kita!" keluh Bong Shik. "Sipir brengsek!" teriaknya.Sementara Leader melihat tangannya seperti menyesal telah memukul orang yang akan dihukum mati.
***

Sementara Ye Sung sudah dipindahkan ke panti asuhan oleh dinas sosial. Ia menatap sepatu teman-temannya yang banyak di rak. Kemudian adegan beralih ke ruang makan panti. Ye Sung diperkenalkan oleh ibu pengelola panti ke anak lainnya, anak-anak diminta menyapa Ye Sung. Sebaliknya, Ye Sung juga disuruh memberi salam, namun ye sung tidak menundukkan kepala, sehingga ibu panti mendorong kepalanya untuk menunduk sebagai tanda hormat. (iih, ibu pantinya kok kayak geram gitu ya? aku juga geram ngelihatnya). Ye Sung jelas tidak suka, pandangannya melihat ke luar kaca. Dia berharap ayahnya segera menjemputnya ke panti asuhan.



Ye Sung telah meninggalkan kertas di pintu rumah berbunyi "Ayah, aku berada di sebuah panti asuhan 031-643-1573", begitu bunyi pesannya.
***

Adegan beralih ke suasana lapas. Semua tahanan tampak sedang beraktifitas bebas di halaman lapas. Young Gus duduk mencangkung sembari menulis "Ye Sung" dan melingkarinya dengan love di pasir.

Saat aktifitas karya, tampak penghuni sel 07 sedang membuat bola. Leader mendorong keranjang bola dan menyapa seorang sipir. Sipir tersebut menghormat ke arahnya. (Ya laaah,,,gengster..wakakakka).

Sambil lalu, Leader menyelipkan kertas (sepertinya amplop) ke tangan Cun Ho yang sedang membuat bola. Kertas tersebut dimasukkan ke dalam bola yang belum jadi, kemudian menjahitnya dengan mesin dan memberinya angin, sehingga terbuatlah bola kaki.
Bola yang sudah jadi dilantun-lantunkan leader. Saat itu petugas sipir memintaa perhatian seluruh tahanan yang sedang bekerja.

Adegan berlanjut ke halaman dalam lapas. Leader dan Cun Ho main oper-operan bola hingga ke tepi dinding lapas. Di menara pengintai ada sipir yang sedang berdiri. Sepertinya sipir tersebut sudah disuap leader, karena disuruh berbalik, Leader pun melambungkan bola bercorak biru putih tersebut seperti bermain basket, padahal bola itu bola kaki...hahahhaha.


"Apa yang kau lakukan? Bolanya sudah hilang!" ujar Leader. "Oh tidak, jawab Cun Ho". Tentu saja keduanya hanya acting. Sesaat kemudian Cun Ho berteriak, "Adakah orang baik di luar sana mau melemparnya kemari?". Mereka tersenyum. Kemudian sebuah bola berbeda corak, yaitu putih hitam melambung ke dalam halaman lapas dari luar. Apa isi bolanya?

Ternyata isi bola bermacam-macam kebutuhan penghuni lapas, tetapi semuanya benda kecil-kecil, seperti vaseline, G-string lengkap dengan stockingnya. "Kau cabul!" ujar Chun Ho ke tahanan yang memesan benda tersebut. "Ini sudah terpakai! Bayar dua kali lipat!" sebut Chun Ho yang diiyakan tahanan tersebut sembari mencium G-String tersebut (huekssss!! dasar cabul!!).

Pesanan lainnya yaitu lem, Leader bertanya untuk siapa ini? Seorang penghuni menyahut. Namun Leader menyebutkan, "tidak ada lem untukmu!". Sepertinya lem itu untuk ngelem, seperti orang ketagihan nge lem. Tentu saja tahanan tersebut tak terima dan berusaha meminta ke Leader. Leader menggantinya dengan salep. Si tahanan hanya pasrah.

Di sisi lain tampak seseorang sedang mengasah sebuah benda seperti ujung sikat gigi. Hal tersebut nampak oleh Young Gus. Tahanan yang sedang mengasah gagang sikat gigi tersebut ke tiang meminta young gus untuk diam dengan telunjuk di bibir. Young Gus mengikuti gerakan tahanan tersebut dengan tangan ke bibirnya. Tahanan yang sedang mengasah sikat gigi tersebut merupakan pria yang berpegangan tangan saat berdoa di gereja (ingat kan di awal?). Rekannya yang sesama memegang tangan sedang duduk santai dan dipayungi oleh tahanan lain. Ia seperti bos di blok lain, merupakan saingan Leader.



Kita sebut saja namanya si Bos. Dia melirik ke arah kerumunan Leader yang sedang membagi-bagikan pesanan tahanan. Si Bos berseru kepada anak buahnya bahwa geng Leader telah mengacaukan bisnisnya.

Tak jauh dari group si Bos, Young Gus melihat gerak-gerik mereka yang melihat tajam ke arah Leader and the genk. Di group Leader, Chun Ho sedang menghitung siapa saja yang harus membayar atas apa yang mereka pesan.

Si Bos memanggil Mata Satu untuk bersiap sembari meminta sikat gigi yang telah diasah si mata satu. Sikat gigi disikatkan ke bulu matanya dengan tampang yang sereeeeeem.

Sementara Leader tampak telah membuka bajunya dan memperagakan beberapa gerakan pemanasan tinju. (lucu deh, secara si leader cungkring, dan tak meyakinkan bisa tinju...wakkakakka!).

Bos and the genk kemudian berdiri, berjalan ke arah Leader diiringi oleh genknya. Young Gus yang mengetahui target si Bos yang tidak lain Leader satu selnya memperhatikan kedua belah pihak. Si Bos berjalan dipayungi tenda yang terbuat dari baju anak buahnya.... wakkakakka... kreatif. Jalan si Bos makin lama makin cepat ke arah Leader yang sedang asik berlatih gaya cengcorang...wakakaka. Young Gus yang mengetahui ada senjata tajam, langsung menghalangi niat si Bos untuk mencelakai Leader dengan menjadikan dirinya tameng. Young Gus pun tertusuk di pinggany sebelah kanan. Dia terjatuh di tanah dengan kesakitan.



Si Bos tak terima, sasarannya tidak terkena. Leader menyadari bahwa dirinya menjadi sasaran lawan. "Kau sudah gila ya?" ujarnya ke si Bos. "Berhenti bertingkah seperti bocah!". Jawaban si Bos justru menjijikkan, dia menjilati gagang yang berdarah...iiiiiiirrrhhh.

Bos berusaha menusukkan gagang  ke Leader, namun berhasil ditangkis oleh Leader. (Omo, leader emang punya ilmmu bela diri...hehhehehhe). Leader pun berhasil memilin tangan si Bos, dan memukul Bos hingga jatuh ke tanah. Leader menginjak dada si Bos. "Kalau perlu sesuatu, katakan padaku." ujar Leader geram.



Keramaian tersebut tentu saja menjadi perhatian sipir. Dengan peluitnya, sipir membubarkan kerumunan (kerusuhan) itu. "1004? Apa yang kau lakukan?" Tanya sipir yang melihat kondisi Young Gus tertusuk.
***




Young Gus telah diobati dan dibawa ke dalam sel. Kakek Seo iba melihatnya yang masih duduk, dan meminta Young Gus untuk berbaring di tempat tidur yang disiapkannya.

"Aku harus membalasmu karena sudah menyelamatkan ku," ujar Leader ke Young Gus. "Ada yang kau butuhkan?" tanyanya. Young Gus belum menjawab, dia tampaknya masih linglung. "Ayo. Katakan padaku." ujar Leader. "Kau merokok?". "Merokok tidak baik," balas Young Gus.

Leader yang memang gengster menyuruh Man Boem di belakangnya untuk memijit-mijit pundaknya. "Kau tidak kenal bos kami. Jika kau tidak punya prinsip, kau cuma preman biasa." petuah Man Boem. "Seorang gengster sejati punya prinsip seperti bos kami." sebut Man Boem. "Mengerti? Kau beruntung sobat. Apa yang kau butuhkan?" tanya Man Boem.


"Yea Sung." jawab Young Gus. "Apa? Ye-sus." Tanya Leader seperti tidak percaya ke Man Boem. "Siapa?" tanya Man Boem yang juga tidak paham.
***


Suasana beralih ke aula, di mana terdapat ada kegiatan keagamaan dari sebuah gereja. Ditampilkan nyanyian dan tarian. Di kursi penonton terdapat tahanan, di antaranya si mata satu, bos and the genk. Si Bos tampak menguap, mungkin berfikir acara bakal membosankan, secara acara keagamaan... hahahahahah. Kemudian jadi melek setelah melihat di panggung ada tari-tarian. Si bos ikut bersorak dan menari. omo!! ternyata ada tiga anak-anak di rombongan tersebut, satu di antaranya ye sung.




Ketua Sipir juga ada di kursi penonton. Ketua Sipir heran karena ada anak-anak. Ajudannya menyebutkan bahwa ada tiga anak yang dipilih ikut acara tersebut. "Bukankah mereka manis-manis?" tanya ajudannya. Ketua sipir berdiri dengan berkacak pinggang. Kemudian datang sipir yang dulu mengantarkan Young Gus pertama kali ke sel dan mengatakan bahwa kepala sipir sedang mencari ketua.




Begitu ketua sipir keluar aula, tim sel 07 juga beraksi menculik Ye Sung dari rombongan. Yang bertugas membawa Ye Sung adalah Man Boem dengan cara memasukkan Ye Sung ke dalam kardus roti. Untuk mengelabui sipir, kardus ditumpuk dan diletakkan di troli.

"Ye Sung, bertahanlah." ujar Man Boem sembari mendorong troli. Namun, begitu berbelok, ia betemu serombongan sipir, dia berbalik ke arah lain. Ternyata dari arah tersebut juga ada rombongan petugas lainnya. Man Boem bersurut sembari berkata, aku ke arah yang salah. Tampangnya sangat tegang, takut ketahuan.







Dia membelokkan troli ke arah lain, malang baginya karena dua pasukan yang ditemuinya justeru menuju arah yang sama dengan arah yang dipilihnya. Saking gugup, kardus di troli terbalik, Ye Sung yang didalam dus berteriak karena ikut jatuh. Rombongan sipir menoleh ke arahnya.
***

Bersambung ke Part 3

Apa yang terjadi? Akankah Ye Sung ketahuan dan ditangkap? Tunggu part selanjutnya...



Tidak ada komentar: