Selasa, 28 Januari 2014

Stop Impor !

MEMBACA salah satu situs berita nasional tadi malam tentang pro-kontra impor tiga belas jenis hortikultura yang dilarang oleh Kementerian Pertanian hingga Juni 2013 mendatang, saya senyum-senyum sendiri.  Bahkan ngedumel sendiri. Bagaimana tidak, seorang pengusaha yang bahkan ditunjuk sebagai pengurus asosiasi pengusaha di Indonesia menyatakan buah lokal bikin diare.

Apakah tidak ada lagi komentar yang harus dikeluarkannya selain mencari-cari alasan sebegitu rupa, dan saya kira itu adalah alasan yang dibuat-buat untuk kepentingan sendiri dan kelompok. Yang tujuannya tidak lain agar kran impor dibuka selebar-lebarnya untuk kekayaanya sendiri. Sedangkan petani kita harus gigit jari, bahkan mungkin lahan pertaniannya harus dibiarkan karena hasilnya tidak bisa bersaing dengan produk luar.

Kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menarik ulur impor komoditas, terutama yang banyak diproduksi di dalam negeri seharusnya didukung semua pihak. Hal ini selain memberikan peluang kepada petani kita untuk meningkatkan perekonomian, juga untuk menjaga kepercayaan diri petani, sehingga ketanahan pangan kita selalu terjaga. Apa jadinya bila kita terus-terusan bergantung pada impor. Artinya, pada akhirnya nanti kita akan diatur oleh negara asal produk untuk membeli produk yang dihasilkannya, baik harga maupun jumlah.

Ke 13 hortikultura yang dilarang oleh Kementan tersebut cukup banyak di Indonesia, bahkan kualitasnya lebih bagus. Sebut saja kentang, kentang asal Medan jauh lebih bagus kualitas, bahkan rasanya dibandingkan kentang asal Malaysia. Hal ini tidak hanya berdasarkan uji laboratorium, tetapi juga keterangan masyarakat. Sehingga tidak ada salahnya kita untuk mencintai produk dalam negeri, dan mendorong petani untuk terus berkarya dan meningkatkan hasil pertaniannya, baik melalui pelatihan formal maupun non formal.

Selain kentang, produksi wortel dan kubis dalam negeri juga patut disokong. Kualitas dua produk ini dengan produk impor tak kalah bagus. Tinggal bagaimana pengemasan, sehingga sampai di daerah tujuan dalam keadaan segar, di samping perlunya peningkatan pengetahuan petani, dari tradisional menjadi modern. Hal ini tentunya bisa ditingkatkan bila daya saing petani semakin meningkat, tentunya dengan mensejahterakannya.

Begitu juga produk-produk lainnya yang patut mendapatkan perhatian, seperti melon, pisang, nanas, durian, dan lainnya. ***

Tidak ada komentar: