Rabu, 20 Maret 2013

Banda Mua

Banda Mua merupakan sebuah tempat di Cacang Tinggi, Kanagarian Tiku Utara, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Dulunya, di bawah tahun 1940-an Banda Mua merupakan sebuah muara, di sisi sebelah kanan dan kirinya terdapat bukit dan tebing cukup curam. Tempat ini disebut-sebut sangat angker.
Seiring berjalannya waktu, sungai yang dulu mengalir ke Banda Mua mati, sehingga airnya tidak lagi selancar sungai biasa. Bahkan terkesan seperti rawa dan kubangan saja.

Sekitar tahun 1940-an, air laut yang dulunya berada di sekitar Banda Mua lama-kelamaan surut, yang akhirnya memiliki jarak sampai 2 kilometer dari Banda Mua.

Belakangan, sejak sekitar tahun 1995, air laut kembali mengejar kedaratan yang telah banyak dihuni masyarakat. Buktinyatanya adalah, daerah kawasan Pasir Panas, yang masih di Kecamatan Tanjung Mutiara.

Di daerah ini dulunya saya memiliki seorang paman, di mana rumahnya berjarak sekitar 250 meter dari bibir pantai. Kini, rumahnya yang dulu tempat saya sering berlibur di akhir pekan itu telah masuk ke tengah laut. Tentu saja rumah paman saya bukan satu-satunya rumah yang telah masuk ke tengah laut.

Para tetua di kawasan tersebut, terutama almarhum ayah saya pernah menyebutkan bahwa daerah yang dulunya lautan akan kembali menjadi lautan. Artinya, laut akan kembali meminta daerahnya yang kini telah menjadi daratan dan telah dihunni ratusan kepala keluarga.

Apalagi di akhir tahun 2004 silam terjadi Tsunami di Aceh, dan daerah ini juga terkena Tsunami. Di mana tercatat beberapa rumah terkena hempasan gelombang tinggi dan menewaskan satu orang. Laut di kawasan ini merupakan laut lepas, bagian dari Samudera Hindia, dengan ketinggian ombak rata-rata 1,5 meter.

Isu global warming yang digembar-gemborkan oleh para ilmuwan bukan suatu hal yang aneh, mengingat bukti nyata dari isu tersebut terjadi di kampung kami. Lantas, apakah isu seperti ini hanya sekedar isu dan menjadi buah bibir, tanpa ada action lebih lanjut?

Sebagai generasi muda, sudah sewajarnya kita mempertimbangkan dan mengkaji lagi apa yang kita lakukan terhadap alam ini. Penebangan hutan dengan membabi-buta, tanpa diiringi reboisasi adalah tindakan yang sangat salah, dan mengancam kelangsungan hidup anak-cucu di kemudian hari. ***

Tidak ada komentar: