Senin, 10 Desember 2012

Refleksi Menjelang 25 Des 2012

Sampai detik ini.. aku sangat bersyukur jalan hidup mejadi seorang wartawan.. meskipun karir ini bukanlah karir yang ku impikan dulu.. bahkan tak pernah terlintas di fikiran untuk menjadi wartawan. Hingga akhirnya kecemplung di bidang ini.


Berawal dari lowongan staff yang sedang ku incar di Sijori Mandiri yang kini bernama Haluan Kepri.. dengan niat untuk menambah

wawasan dan meningkatkan pengetahuan di bidang tulis-menulis.. ku melayangkan surat lamaran untuk staff administrasi. Tidak terfikir sama sekali untuk melamar menjadi wartawan di media ini.. karena aku sadar diri.. untuk menjadi wartawan memerlukan ijazah Sarjana. Sementara aku belum menamatkan D3.

Melalui teman yang bekerja di perusahaan itu.. lamaran ku dimasukkan. Belum lagi mendapatkan jawaban atas lamaran itu.. teman tadi mengimformasikan bahwa perusahaan sdg membutuhkan wartawan.. dan aku diminta untuk mencobanya. Di sesi wawancara dengan jajaran pimpinan redaksi kala itu.. mereka menyangsikan aku bisa menjadi wartawan seperti yang mereka inginkan. Jangankan mereka, diriku sendiri pun menyangsikannya. Apalagi aku juga.. orang yang sangat tidak tau tentang perkembangan pemberitaan di kota ini. Boro-boro ngikutin berita.. yang difikiran cuma dapat pekerjaan yang lebih baik. Beli koran bukan baca berita, tapi nyari info lowongan. Sehingga tidak yakin akan diterima di perusahaan ini.

Namun, bagiku.. pekerjaan apapun itu.. tantangan apapun akan kujalani. Karena dengan menjalaninyalah aku bisa mengetahui akhirnya. Bagiku yang pernah beberapa kali gagal dalam hal yang kuinginman.. bukan lagi hambatan. Dan aku akan tetap berusaha selagi masih punya tenaga, dan fikiran. Selamat aku masih diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki di bumi ini.

Atas dasar itu jugalah akhirnya aku menjalani kehidupan sebagai wartawan. Tantangan dan hasil dari yang kulakukan selalu kunantikan.

Semakin kujalani, semakin ku memahami. Aku sangat bersyukur mendapat kesempatan ini. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan sepertiku.

Banyak stigma negatif tentang profesi ini.. lebih banyak lagi hal positifnya. Positif dan negatif suatu hal itu tergantung dari yang mnjalankannya dan niat. Apapun pekerjaan kita.. bila cara berfikir sudah negativ.. hasilnya akan sesuai dgn pola pikir negativ.

Menjadi wartawan tidak seenak yang difikirkan orang yg bukan wartawan.. jauh lebih enak dari yang difikirkan mereka. Tidak enak jadi wartawan seperti yang banyak dikatakan wartawan.. kenyataannya jauh lebih tidak enak dari sekedar yang bisa diungkapkan.

Meski begitu.. Aku  masih bersyukur. Dengan menjadi wartawan.. Aku bisa melihat banyak hal dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Yang cara ini tidak banyakku lakukan saat belum berprofesi sebagai wartawan. Dulu.. Aku cenderung mengambil kesimpulan tanpa melakukan kroscek terlebih dulu atas info yang didapatkan.

Setelah menjadi wartawan.. semua itu luntur dengan sendirinya.
Dalam melihat masalah.. ada kalanya aku menempatkan diri di posisi suspect, pelaku, korban, kerabat, penegak hukum, regulator, pemimpin, dan pengamat. Masing2 punya alasan tersendiri.

Aku tidak tahu pasti sampai kapan di bidang ini.. Aku juga tidak ingin seumur gidup di profesi ini. Aku menginginkan perubahan dalam hidup. Dan dunia pasti berputar..

Apapun yang akan digariskan padaku nanti setelah profesi ini.. aku akan terus berusaha untuk mencari dan memahami makna yang tersembunyi dan ditakdirkan untuk ku jalani. Aku ingin menjadi insan yang bermanfaat.. memiliki 'nilai' di mata Tuhan. Amiin

Tidak ada komentar: