Selasa, 15 Maret 2016

Mencari Pahlawan

Searching for Hero, not zero!

Topik Pilkada tidak akan pernah habisnya untuk dibahas. Lagi dan lagi topik ini akan menjadi isu yang dihangat-hangatkan. HOTs!



Ibarat membeli kucing dalam karung, itu adalah pepatah yang tepat yang bisa digambarkan untuk kondisi masyarakat kita yang sangat awam dengan politik dan intrik dalam pesta yang katanya demokratis itu.

Kenapa saya mengatakan masyarakat telah membeli kucing dalam karung dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah)? Tidak lain dan tidak bukan karena masyarakat pada umumnya tidak tau pasti kondisi sesungguhnya yang terjadi di kancah pertandingan. Mereka hanya tau dari informasi yang disajikan media serta selentingan informasi yang disuguhkan oleh pihak-pihak yang memiliki tujuan tertentu, baik mendukung salah satu pihak atau menjatuhkan pihak lainnya.

Media massa sebagai wadah penyampai informasi tidak bisa sepenuhnya memberikan informasi yang benar-benar diharapkan masyarakat. Pada umumnya media hanya memberikan informasi resmi dan umum, karena memang media tidak boleh menyiarkan berita yang tidak sesuai fakta. Di samping itu, keterbatasan ruang yang tersedia juga menjadi kendala. Masalah lainnya, adalah faktor bisnis media (topik ini tidak akan saya bahas dalam tulisan ini karena akan melenceng dari topik yang saya bahas. Jika ada kesempatan mungkin akan dibahas lain kali).

Minimnya informasi membuat dahaga masyarakat akan keingintahuannya tentang calon juga sangat terbatas. Akibatnya, untuk melepaskan dahaga, masyarakat akan mencari informasi sampingan-yang kadang ditelan mentah-mentah tanpa disaring terlebih dahulu. Apakah itu dari perbincangan di warung, media sosial atau pun menarik kesimpulan dari perbincangan politik di televisi.

Untuk kita yang awam, tidak mudah memang untuk mengenali pasangan yang akan maju dalam Pilkada. Dan yang harus diingat, yang akan dicari itu adalah PEMIMPIN umat manusia, bukan malaikat yang tanpa dosa dan tanpa cacat.

Pemimpin adalah orang yang diamanatkan untuk memimpin, orang yang memiliki kelebihan, baik dari segi waktu, tenaga, otak (kecerdasan), hingga harta yang akan 'disumbangkannya' untuk masyarakat bila menjabat nantinya.

SADAR(i)LAH, sosok pemimpin yang harus Anda pilih tidak akan mudah seperti anda membaca buku. Jangan pula mimpikan calon yang akan Anda pilih itu seperti kisah pahlawan (hero) ciptaan anak manusia yang Anda baca di buku atau disaksikan di televisi. Jauh, sangat jauh dari itu.

Untuk memudahkan Anda, pemerintah dengan segala keterbatasan yang ada telah memberi peluang bagi Anda untuk mendapatkan informasi dalam tahapan demi tahapan proses pemilu.

1. Tahap dukungan sebelum proses mendaftarkan calon pasangan yang akan maju.
Sangat jelas di sini, sosok yang akan maju harus orang yang sudah dikenal, baik oleh masyarakat maupun partai politik yang mengusung.
Ada memang calon yang tidak dikenal khalayak ramai, namun telah mengikuti proses seleksi dari partai pengusung.
2. Tahapan Kampanye
Dalam tahapan ini, akan ada penyampaian visi dan misi calon di hadapan khalayak. Di masa kampanye inilah sesungguhnya masyarakat bisa menilai calon.
Syarat calon pemimpin:
A. Pemimpin suatu daerah atau negara harus memiliki etika dan moral. Itu adalah syarat mutlak seorang calon pemimpin.
B. Tegas. Kita bisa menilainya dari cara bertutur dan berbicara di hadapan massa.
C. Responsif. Respon calon juga bisa dinilai saat berhadapan dengan orang lain, sangat mudah dinilai saat calon melakukan debat publik yang digelar oleh KPU atau pun saat kampanye terbuka dengan masyarakat. Jika Anda beruntung, bisa menyaksikannya langsung saat berkomunikasi dengan Anda, tetapi bukan untuk selfie ya!
D. Kecerdasan. Saat debat publik serta penyampaian visi dan misi calon, biasanya masing-masing telah mempersiapkan materi dari rumah. Namun, kita bisa menilai calon dari caranya menjawab pertanyaan, baik yang diajukan lawan atau pun moderator.
Biasanya, calon yang kurang memiliki wawasan akan memberi jawaban berulang-ulang.
Pada topik kecerdasan ini sangat penting, mengingat menjadi kepala daerah atau pun negara harus menguasai banyak hal, baik politik, ekonomi, hankam, sosial dan budaya.
Tentunya, bidang tersebut harus dikuasai oleh calon, di samping juga harus menguasai kondisi daerah yanv akan dipimpinnya. Jika tidak menguasai, bisa jadi nantinya calon tersebut hanya akan menjadi boneka Parpol atau pihak tertentu.

Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai pemilih? Jawabannya adalah perluas wawasan kita agar kita bisa menilai sejauh mana kualitas calon yang akan kita pilih. Karena kita sedang mencari sosok pahlawan (hero), bukan calon yang hanya bisa omong doang dengan nilai nol besar (zero). 

Tidak ada komentar: