Selasa, 28 Januari 2014

Menanti Ketegasan


Dugaan beras impor ilegal asal Vietnam yang ditemukan di Pasar Induk Cipinang, Jakarta pekan lalu yang hingga kini diributkan, menurut salah seorang mantan importir beras besar di Jakarta, bukan hal baru. Seperti dikutip dari portal salah satu media online, kasus yang saat ini sedang bergulir diduga beras seludupan.

Akan tetapi, menurut sumber tersebut, sesungguhnya lebih terjadi seperti kasus impor daging sapi yang menyeret petinggi salah satu partai di negeri ini. Di mana ada importir yang mendapat kuota sedikit dan ada juga mendapatkan kuota banyak, tergantung 'pelicin' kepada pejabat terkait. "Pokoknya ada permainan kuota," kata importir tersebut.

Say No to Money Politic!!

Pesta politik telah dimulai. Calon anggota legislatif (caleg) telah pun bergerilya dari satu pemukiman ke pemukiman lainnya untuk mengumpulkan simpatisan. Caranya juga masih sama dengan bertahun-tahun yang lalu, menggunakan kekuatan uang untuk menarik simpati.

Saat tiba perayaan sebuah agama, acara-acara pun digelar yang disponsori oleh partai politik, tak sedikit yang langsung menggunakan nama si caleg itu sendiri. Moment yang biasanya hanya berhadiah kecil-kecil, tiba-tiba berhadiah besar. Tentu saja menarik animo masyarakat untuk mengikutinya.

Lelang Jabatan

GUGATAN hukum yang dilayangkan Istono yang saat ini menjabat Direktur Perencanaan dan Pembangunan Badan Pengusahaan Batam kepada Ketua DK FTZ Kepri yangjuga Gubernur Kepri HM Sani beserta tim seleksi ketua BP Batam, menjadi buah bibir di masyarakat.

Istono mem-PTUN-kan HM Sani dan tim seleksi karena dinilai tidak transparan dan tidak adil. Dari suara-suara yang beredar, cukup banyak tanggapan. Ada yang terang-terangan mengkritisi, ada yang malu-malu, dan ada juga yang menyebar isu tanpa berani muncul ke permukaan.

Stop Impor !

MEMBACA salah satu situs berita nasional tadi malam tentang pro-kontra impor tiga belas jenis hortikultura yang dilarang oleh Kementerian Pertanian hingga Juni 2013 mendatang, saya senyum-senyum sendiri.  Bahkan ngedumel sendiri. Bagaimana tidak, seorang pengusaha yang bahkan ditunjuk sebagai pengurus asosiasi pengusaha di Indonesia menyatakan buah lokal bikin diare.

Apakah tidak ada lagi komentar yang harus dikeluarkannya selain mencari-cari alasan sebegitu rupa, dan saya kira itu adalah alasan yang dibuat-buat untuk kepentingan sendiri dan kelompok. Yang tujuannya tidak lain agar kran impor dibuka selebar-lebarnya untuk kekayaanya sendiri. Sedangkan petani kita harus gigit jari, bahkan mungkin lahan pertaniannya harus dibiarkan karena hasilnya tidak bisa bersaing dengan produk luar.

Kekerasan

KEKERASAN seakan tidak ada hentinya menjadi bahan pemberitaan. Kekerasan merupakan salah satu pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) yang harus diberantas.

Baru-baru ini terjadi kekerasan terhadap wartawati televisi di Kalimantan Timur, yang menyebabkan wanita itu keguguran. Tindakan biadab tersebut kembali menjadi catatan kelam dalam perkembangan pers di negara ini.

Sebagai insan pers, tugasnya adalah menyajikan berita sesuai fakta yang berkembang di lapangan. Kerja insan pers juga dilindungi oleh hukum. Sayangnya, masih banyak oknum-oknum yang membutakan aturan atau hukum yang ada.

Seakan merasa jagoan, bahkan seorang wanitapun tak masalah baginya untuk dipukuli, bahkan ditendang perutnya demi menyatakan pada dunia bahwa dirinyalah yang berkuasa. Benar-benar tindakan yang sangat brutal.

Selain wartawan, kekerasan juga acap terjadi di lingkungan debt collector. Seperti terjadi kemarin di Tiban, Kota Batam. Karena tugas, seorang debt collector harus dirawat di rumah sakit setelah mendapat tamparan dan tendangan dari salah satu klien perusahaan tempatnya bekerja. Ironisnya, kekerasan tersebut disaksikan oleh anggota keluarga pelaku.

Apapun alasannya, kekerasan bukanlah jalan dalam menyelesaikan masalah, bahkan menimbulkan masalah baru. Karena itu, diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati sesama manusia. Sudah tidak selayaknya menggunakan hukum rimba dalam tatanan kehidupan manusia. Kita diberi akal dan fikiran, derjat jauh lebih tinggi dibandingkan makhluk hidup lainnya. Sudah sewajarnya kita menggunakannya dengan sebaik-baiknya. 

Antasari Ungkap Fakta ‘CENTURY’ Lengkap dengan Surat Sri Mulyani Kepada Presiden SBY

JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar membuka fakta baru yang mencengangkan. Fakta itu berkaitan dengan langkah penyelamatan Bank Century yang diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp 6,7 triliun. Kasus Bank Century itu sendiri pernah menghebohkan perpolitikan nasional. Apalagi hasil audit forensik Badan Pemeriksa Keuangan menunjukkan adanya kejanggalan dari langkah penyelamatan terhadap Bank Century.

Namun, meski begitu kuat bau korupsi dari langkah penyelamatan Bank Century, tidak mudah untuk

Sejauh ini hanya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang harus menjadi korban. Ia harus terpental dari kabinet, meski beruntung masih mendapat tempat terhormat di Bank Dunia. Padahal ia sempat mengaku merasa tertipu oleh keputusan untuk menyelamatkan Bank Century.