Sabtu, 29 Maret 2008

Pentingnya Pendidikan Bagi Wanita

Mungkin bagi sebagian orang pendidikan hanyalah sebuah formalitas belaka untuk mendapatkan sebentuk kertas yang dinamakan ijazah. Tapi dibalik semua itu diperlukan sebuah pemikiran yang matang, serta implementasi dari pendidikan yang telah diraih.



Disisi lain, pandangan khalayak ramai yang terkadang meremehkan orang yang memiliki pendidikan rendah juga tidak bisa dipungkiri. Bahkan, untuk menyatakan bahwasanya ia adalah seorang yang bisa dipandang, harus dilihat dulu ia lulusan apa, kerja dimana, bla.bla.bla...

Selama lebih dari setahun saya menjadi seorang wartawan, berbagai watak orang telah saya temui, tapi saya sangat yakin, itu baru hanya sebagian kecil dari watak manusia yang ada di bumi ini. Hingga kini yang ada dalam pikiran saya adalah, bagaimana menempatkan diri dilingkungan, dimanapun kita berada.

Saya masih ingat beberapa hari lalu, saya menghadiri acara Perkumpulan Ibu-ibu Real Estat Indonesia (PIREI) Kota Batam Siti Zainab Asy'ari (Istri Menteri Perumahan Rakyat RI), Peggy Enggartiasto Lukita (Istri Anggota Komisi V DPR RI), dan Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Batam, Nurmadiah. Dalam dialog tersebut, saya mendapatkan banyak, sangat banyak ilmu, baik itu ilmu keluarga (meskipun saya belum berkeluarga), hingga ilmu tentang pengambilan sikap dalam menjalani kehidupan sebagai seorang wanita.

Dari pembicaraan tersebut, wanita dituntut aktif sebagai pendamping suami dalam berumah tangga. Peranan wanita tidak bisa dinilai enteng, karena wanita merupakan kunci sukses dalam perjalanan sejarah sebuah keluarga.

Pertanyaanya, penting nggak sih pendidikan bagi wanita dalam urusan rumah tangga ? jawabannya Sangat....Sangat Penting. Kenapa ? karena wanita lebih banyak berperan aktif dalam mendidik anak-anaknya, sedangkan suami, lebih banyak mencari nafkah. Dilihat dari perkembangan jaman, saat ini telah banyak terjadi emansipasi wanita, dan wanita telah banyak menjadi tulang punggung keluarga, hal ini ternyata tidak bisa dijadikan alasan agar si wanita tidak mendidik anaknya sebelum memasuki bangku sekolah formal.

Hal ini sudah menajdi satu-kesatuan yang alamiah, yang pada dasarnya seorang ibu lebih mudah mengajarkan anaknya akan suatu hal dibandingkan bapak. Hal ini tidak lain karena faktor kontak batin yang telah dibina semenjak si anak masih dalam tahap menyusui dengan sang ibu. Untuk itu, jika menginginkan anak lebih pintar dan cerdas dimasa depannya, ibu seharusnya memiliki wawasan yang luas untuk diajarkan secara bertahap, baik melalui tingkah laku dan kebiasaan kepada anak.

Selain itu, cara berfikir seorang yang cerdas akan turun kepada anaknya, begitu juga jika cara berpikir anak akan rendah kualitasnya, jika ibu tidak pernah mengajarinya sesuatu yang lebih.

Jadi, jika kita ingin menciptakan keluarga yang memiliki wawasan luas, maka wanita harus memiliki wawasan yang luas, dan menimba ilmu, baik secara formal, maupun in formal. Sejatinya, ilmu tidak akan habis meskipun dipelajari hingga akhir hayat.

Ilmu tidak akan didapat, jika tidak dicari.

Ilmu tidak akan ada, tanpa ada usaha untuk mendapatkannya.

Ilmu tidak akan habis meskipun telah kita bagi dengan orang lain.

Jadi, tuntutlah ilmu demi diri dan keluarga anda kela.

Tidak ada komentar: